You are here : Home Kongregasi JMJ

Sejarah Kongregasi JMJ

Didirikan oleh Pater Mathias Wolff, SJ pada 29 Juli 1822 di Amesfoort, Belanda, dengan nama "Pedagogi Chretienne" atau Societas Jesus Maria Joseph dan mengambil Keluarga Kudus Nazareth sebagai Pelindung Kongregasi.  Berawal dari keprihatian Pater Mathias akan situasi semangat umat Katolik yang sangat merosot pada jamannya karena orang-orang lebih mengutamakan hal-hal duniawi daripada kehidupan beriman.  Pater Mathias beranggapan bahwa salah satu jalan untuk mengembalikan semangat keagamaan sehingga orang lebih mengutamakan nilai-nilai adikodrati daripada nilai-nilai kodrati yang bersifat duniawi adalah dengan mempersiapkan calon-calon katekis dan pemimpin yang bersemangat.  Maka pendidikan dianggap sebagai karya yang dapat menjawab salah satu kebutuhan umat pada waktu itu.

Karisma dan spiritualitas Tarekat JMJ adalah 'kesiap-sediaan apostolis yang selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat pada jamannya yang ditandai oleh sikap lepas bebas sebagai tanda penyerahan diri, melaksanakan kehendak Bapa' (Konstitusi no. 3).  Sedangka motto Tarekat JMJ adalah 'apabila Anda berada di tempat yang dikehendaki oleh Tuhan, tetaplah di sana, tetapi apabila ia menghendaki Anda ke lain tempat, pergilah…." (Konsitusi no. 3).  Tarekat ini pun mempunyai visi dan misi untuk bersama Gereja setiap hari kita akan memperbaharui wajah-wajah yang suram, tanpa belas kasih, putus asa karena berbagai alasan menjadi wajah baru dan bersinar.  Sistim ketidakadilan, penindasan, diskriminasi, eksploitasi dalam hati manusia maupun dalam tatanan sosial masyarakat dihapus dan diganti dengan tatanan yang lebih adil.  Jalan kemerdekaan yang ditempuh adalah mengubah wajah suram menjadi cerah dan memancarkan kasih Allah.  Bersama Gereja, Tarekat JMJ diutus untuk membawa wajah baru dunia.

Atas undangan Bapa Uskup Batavia, Tarekat JMJ datang ke Indonesia pada 30 April 1897 untuk mulai menaburkan benih-benih Kerajaan Allah lewat jalur pendidikan kepada anak-anak puteri di Minahasa, Sulawesi Utara.  Para pionir tiba di Minahasa pada 17 Juli 1898, tetapi baru mendapat ijin membuka karya resmi di bidang pendidikan pada Oktober 1907.  Sebelum Perang Dunia II, Gereja menugaskan Tarekat JMJ untuk berkarya di daerah Indonesia bagian Tengah dan Timur yang meliputi diantaranya Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Banggai di Sulawesi Tengah, Muna di Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya (sekarang Papua).  Setelah daerah-daerah tersebut, karya Tarekat JMJ baru merambah ke wilayah Jawa, Sumatera, Sumbawa, dan Timor.  Di tahun 1984, Tarekat JMJ mulai berkarya di Paroki  Cengkareng dengan membuka pendidikan khusus SMU yang kemudian disusul dengan pembukaan pendidikan untuk SMP, SD, dan TK.

Kongregasi yang mempunyai 44 komunitas/rumah biara yang tersebar di beberapa kepulauan di Indonesia ini pada mulanya hanya berkarya di bidang pendidikan.  Dengan adanya perkembangan jaman dan melihat kebutuhan umat yang semakin menantang, maka berbagai karya lainnya mulai dijalankan oleh Tarekat ini:

Bidang pendidikan dimulai dari TK, SD, SMU, SLB, SPK, dan AKPER.

Bidang Karya Kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, rumah bersalin, dan balai pengobatan.

Bidang Sosial yang berpusat di Keuskupan Manado meliputi asrama SLB, asrama siswa/mahasiswa
atau pegawai, panti asuhan, rumah jompo, serta membuka lapangan kerja bagi mantan penderita penyakit
kusta.

Bidang Pastoral meliputi pemberian pelajaran agama, pastoral care (pendampingan rohani) di rumah sakit, pendampingan muda-mudi, retret, rekoleksi, dan pendalaman iman.

Pendidikan calon JMJ dibagi dalam 3 tahap: (1) Masa Pra-Postulat/Aspiran adalah masa perkenalan terhadap lingkungan Tarekat dengan tinggal pada salah satu komunitas/rumah biara; (2) Masa Postulat adalah masa calon diperkenalkan secara resmi pada Kongregasi dan sebaliknya, selama kurang lebih satu tahun; (3) Masa Novisiat selama 2 tahun yang dibagi menjadi Masa Tahun Kanonik saat calon diberi kesempatan secara intensif untuk mengundurkan diri dari dunia dan hanya memusatkan diri pada hal-hal rohani, dan Masa Yunior saat seorang suster muda diharapkan dapat mengintegrasikan antara hidup rohani/doa dan karya.  Adapun syarat-syarat bergabung dengan Tarekat JMJ adalah: (1) wanita berumur 18 tahun ke atas; (2) telah dibaptis; (3) pendidikan minimum SLTA/sederajat; (4) sehat jasmani dan rohani; (5) mendapat ijin orangtua/pastor paroki/pembimbing rohani; (6) terdorong untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan dan sesama.

Untuk lebih mengenal dan mengetahui informasi selanjutnya, silahkan menghubungi kami pada alamat-alamat berikut:

Generalaat JMJ
Jagersboschlaan 17
5262 LS Vught Netherland
Fax. 073-6570249

Privinsialat JMJ
Jl. Somba Opu 273
Makasar, Sulawesi Selatan
Tel. 0411-855841

Susteran JMJ "Bintang Kejora"
Jl. Taman Cengkareng Indah Blok HC 11
Jakarta Barat 11720
Tel. 021-5407495