You are here : Home Renungan Mari Merenung SEJUTA

SEJUTA

Sejuta adalah sebuah angka nominal dengan enam angka nol di belakangnya.  Tapi SEJUTA sebenarnya memiliki arti lain, yakni SEtia, JUjur, dan TAkut akan Allah.

SEtia

Bicara soal setia, ada lagu dengan tajuk, "Tuhan Yesus Setia" - Tuhan Yesus setia, Dia sahabat kita, dalam s'gala susahku, selalu menghiburku.  Dia mengerti bahasa tetesan air mata, waktu badai mengamuk, dan gelombang menyerang, Tuhan Yesus setia.

"... aku masih di sini, untuk setia"

Jikustik, sebuah kelompok musik asal kota Yogyakarta juga pernah membuat lirik, "... aku masih di sini, untuk setia".  Saya juga kerap ingat penggalan akhir novel "Terlepas Sebelum Terusap" (1985, Sukri Kaslan), yang menggambarkan jerih payah kesetiaan seorang pastor paroki di tengah umatnya.  "Apakah aku berhasil memancarkan cinta kasih Tuhan kepada kalian?  Apakah aku cukup sabar dan penuh perhatian kepada setiap orang yang datang mengetuk pastoran?  Apakah aku memenuhi harapan mereka yang sedih dan ikut bahagia bersama mereka yang bergembira?  Sudah tujuh tahun aku tinggal di paroki ini, sehingga mataku yang terang semakin sering buram dan telingaku yang tajam semakin sering tuli..."  Di akhir pelayanan Yesus di dunia, Yesus mengatakan soal kesetiaan dalam Yoh 17:4 - "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya."  Yesus setia mengerjakan pelayananNya.  Bagaimana dengan kita?

 

JUjur

Kejujuran adalah salah satu dari banyak nilai yang mulai luntur-hancur sekarang ini.  Jika diartikan secara baku, jujur adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran."  Dalam praktik dan penerapannya, secara hukum, tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.  Jika berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah, jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai dengan yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, yakni menipu, mungkin, berbohong, munafik, atau yang lainnya.  Dan, kadang kita juga pernah jatuh dengan tidak jujur dalam perkataan juga perbuatan kita.  Kesadaran akan keterbatasan diri membawa kita untuk tidak berhenti memohon rahmatNya dalam sebaris doa yang mengawali setiap hari baru, "...berilah aku hatiMu ya Allah, hati yang jujur untuk mengalami hadirMu, dalam tiap peristiwa hidupku!"

 

TAkut akan Allah

Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan.  Yang paling umum adalah kata Ibrani "YIR'AH" dan "PAKHAD" dan kata Yunani "PHOBOS".  Ketakutan yang kudus (ketaatan kepada Allah) adalah pemberian Allah yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, dan membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan.  Lagi pula, takut akan Tuhan itu permulaan hikmat (Mzm 111:10), rahasia kelurusan hati (Ams 8:13), ciri umat yang disenangi Allah (Mzm 147:11) dan kewajiban setiap orang (Pkh 12:13).  Ams 8:13 mengatakan, "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan.  Aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat dan mulut penuh tipu muslihat."  Mzm 147:11 mengungkapkan, "Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNya."  Sementara Pkh 12:13 menuliskan, "Akhir kata dari segala yang didengar ialah takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya karena ini adalah kewajiban setiap orang."

Roh Takut akan Allah sendiri adalah salah satu sifat yang ditanamkan Allah, tampak dalam nubuat Nabi Yesaua, Yes 11:2-3 - "Roh Tuhan akan ada padanya, roh rikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan."  Roh Takut akan Tuhan membuat orang selalu sadar akan dosa dan akan panggilan hidup baik dan benar sehingga orang mengetahui apakah ia berada di jalan Allah atau menyimpang seperti dialami oleh para bidan Mesir yang tidak mau menjalankan perintah Firaun untuk membunuhi bayi laki-laki Israel (Kel 1:17).

Sudahkah kita punya modal SEJUTA - SEtia, JUjur, dan TAkut akan Allah?

(Sumber: Tanda - Kata, Angka, & Nada, Jost. Kokoh, Pr, Kanisius, 2009)