Catatan Sepi
Kumasuki relung-relung hatiku malam ini.
Sepi. Sunyi. Sendiri.
Entah mengapa, dia datang lagi.
Dia datang diam-diam,
Terkadang menusuk tajam dan mengoyakkan dinding-dinding pertahanan hatiku.
Lalu hatiku bobol, rubuh diam-diam dan terbawa arusnya.
Sepi itu memang tidak enak.
Sepi itu memang membuat frustrasi.
Sepi itu memang membuat orang bisa berpikir macam-macam.
Di antara derai tawa dan senyum ceria yang kujumpai, rasa sepi itu tetap ada.
Diam dan konstan tinggal di hatiku.
Di antara keriuhan pesta dan keramaiannya, rasa sepi itu juga tidak jua pergi.
Entahlah, mengapa dia begitu betah berlama-lama kali ini?
Aku sudah sering mengusirnya pergi.
Namun, dengan penuh percaya diri, dia kembali lagi.
Lagi dan lagi.