You are here : Home Renungan Intisari Homili Intisari Katekese Tahun Imam, Minggu, 08 November 2009

Intisari Katekese Tahun Imam, Minggu, 08 November 2009

Menjadi Sahabat Rumah Sakit
Oleh: Romo Petrus J. McLaughlin, OMI

Iman kita bertumbuh terus dan tidak berhenti tumbuh karena kematian kita.  Dalam tradisi Gereja dikatakan bahwa Gereja itu terbagi menjadi 3 bagian: (1) Gereja yang sedang berperang, yaitu kita semua yang masih hidup dan berziarah di dunia ini; (2) Gereja yang menderita, yaitu mereka yang telah meninggal dunia tetapi belum diperkenankan bersatu dengan para kudus di surga abadi.  Kita menyebutnya dengan "Api Pencucian" ; (3) Gereja yang mulia, yaitu surga abadi, tempat berkumpulnya para kudus dengan Tuhan.

Bulan November adalah bulan yang dikhususkan untuk memperingati arwah semua orang beriman.  Selama bulan ini kita diminta untuk lebih banyak meluangkan waktu mendoakan anggota keluarga, saudara, kerabat, sahabat dan teman yang telah berpulang.  Kita juga diminta untuk mengambil peran aktif dalam 5 devosi khusus untuk bulan November ini: (1) Memberikan perhatian kepada orang-orang sakit; (2) Mempersiapkan diri kita sendiri untuk siap sedia menjelang kematian kita sendiri; (3) Mendoakan mereka yang telah meninggal; (4) Berziarah ke makam keluarga, membersihkan dan menghormatinya.  Menjadikan makam sebagai tempat yang tidak menyeramkan, tetapi tempat yang patut dihormati; (5) Membantu rumah sakit dan para tenaga kesehatan agar suasana cinta kasih selalu ada dirasakan para pasien dalam proses penyembuhan mereka, agar ada pendampingan untuk mereka yang sakit keras/terminal.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam beberapa di antara 5 devosi bulan November itu adalah pengenalan kesehatan dasar bagi masyarakat, imunisasi, MCK, kebersihan lingkungan, pengobatan murah, hingga peringatan hari AIDS sedunia di bulan Oktober.  Kita juga perlu memikirkan keberadaan rumah sakit-rumah sakit Katolik di Jakarta yang berusaha terus hadir melayani di tengah persaingan bisnis yang tinggi.  Bapa Uskup sendiri meminta rumah sakit-rumah sakit Katolik untuk tidak mencari investor, karena nantinya, pelayanan kasih rumah sakit menjadi bias.  Bapa Uskup meminta rumah sakit Katolik untuk melawan persaingan bisnis dengan lebih meningkatkan pelayanannya. Kita semua juga dapat aktif terlibat membantu keberadaan rumah sakit Katolik, misalnya dengan menjadi Sahabat Rumah Sakit yang mencarikan sponsor-sponsor, merekomendasikan rumah sakit Katolik sehingga ada terjadi peningkatan jumlah pasien di rumah sakit Katolik.

Satu hal lain yang perlu kita ingat adalah dalam abad ke-17, masyarakat dunia mulai bangkit untuk mengusai alam, masyarakat, dan tubuh manusia lewat berbagai jalan, termasuk lewat ilmu kedokteran.  Dalam abad ke-20, kita lihat hasil-hasil kebangkitan manusia di abad ke-17 itu, dan masuk ke abad-21, yang masih terlihat adalah usaha manusia untuk menguasai tubuh manusia lainnya.  Memang ada yang bagus seperti usaha-usaha mencegah penyakit, ditemukannya obat-obatan baru untuk penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan.  Tetapi ada juga yang membutuhkan kesaksian iman kita masing-masing, seperti aborsi (pengguran kandungan), mencegah proses penuaan diri, dll.