You are here : Home Renungan Renungan Oleh Rm. Ign. Sumarya, SJ Kamis, 25 April 2013

Kamis, 25 April 2013

“Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”

(1Ptr 5:5b-14; Mrk 16:15-20)

“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Markus, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Injil adalah warta gembira atau kabar baik, maka memberitakan Injil berarti senantiasa memberitakan apa yang baik dan menggembirakan. Kami berharap kepada segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus untuk senantiasa memberitakan apa yang baik dan menggembirakan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari kapan pun dan dimana pun. Memang sekali lagi diri kita pertama-tama harus senantiasa baik dan gembira adanya, karena Allah senantiasa menyertai dan hidup serta bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Karena Allah hidup dan bekerja dalam diri kita maka dalam situasi dan kondisi apapun kita senantiasa ceria, gembira, dinamis, bergairah, tak pernah menggerutu atau mengeluh sedikitpun. Dengan cara hidup dan cara bertindak demikian kita sudah dapat menjadi pemberita apa yang baik dan menggembirakan. Apa yang kita lakukan dan katakan akan diwartakan atau diberitakan orang lain kepada teman-temannya. Tantangan, masalah dan hambatan untuk memberitakan apa yang baik dan menggembirakan rasanya pada masa kini sungguh banyak dan berat, mengingat dan memperhatikan gaya hidup kebanyakan orang masa kini begitu egois dan  kurang social alias kurang memperhatikan kepentingan orang lain, dan dengan demikian acuh dan tak acuh terhadap apa yang baik dan menggembirakan yang kita wartakan. Orang kurang mendengarkan apa yang terjadi di lingkungan hidupnya, dan cara hidup serta cara bertindaknya lebih dipengaruhi oleh apa yang dapat dilihat dengan mata atau indera fisik ini. Orang lebih melihat dan mengedepankan apa yang ada di luar atau yang nampak, dan kurang mampu melihat dan memperhatikan apa yang ada dalam hati dan pikiran orang lain. Sikap mental materialistis memang berlawanan dengan semangat Injil.

·    "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (1Ptr 5:5b-9). Iblis atau setan memang berkeliling, berkeliaran kemana-mana untuk merayu orang melakukan kejahatan. Gejala suara atau rayuan setan dapat sangat lembut dan sangat kasar atau keras. Rayuan lembut itu misalnya dalam aneka tawaran bentuk kenikmatan duniawi (makan, minum, seks dst..), yang mendatangi kita melalui teman-teman atau saudara-saudari kita yang setiap hari bertemu atau bekerja bersama kita. Rayuan kasar dan keras misalnya berupa gertakan atau teriakan keras yang memekakkan telinga dan menakutkan. Orang yang lemah atau rapuh imannya pada umumnya akan menjadi korban empuk rayuan setan. Kita diingatkan untuk menghadapi rayuan setan dengan iman yang teguh, yang berarti senantiasa mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi, rahmat Allah. Bersama dan bersatu dengan Allah kita akan mampu mengalahkan rayuan setan yang lembut maupun kasar. Salah satu bentuk penghayatan iman dalam menghadapi rayuan setan antara lain berdoa, maka ketika menghadapi rayuan setan berdoalah dengan menatap atau mengenangkan Yesus yang tergantung di kayu salib, atau dengan membuat tanda salib seraya berkata “Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Percayalah dengan penuh khidmat membuat tanda salib anda akan menerima rahmat atau kekuatan luar biasa dari Allah, maka anda akan mampu mengalahkan rayuan-rayuan setan.

“Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit” (Mzm 89:2-3)