You are here : Home Iman Bagaimana kita memahami Yesus masih hadir di dalam dunia dewasa ini?

Bagaimana kita memahami Yesus masih hadir di dalam dunia dewasa ini?

Baik Kitab Suci maupun tradisi Kristen menegaskan bahwa Yesus masih hadir di dunia kita dewasa ini. Matius mengakhiri Injilnya di mana dia  memulainya dengan Yesus sebagai Immanuel - Allah beserta kita: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”(Mat 28:20).  Bagi Lukas, dalam Kisah Para Rasulnya, Yesus senantiasa ada bersama kita dalam pemberian Roh Kudus yang Dia curahkan (Kis 2:33). Namun, Yesus yang samalah yang dianiaya Saulus (Kis 9:3-5). Demikian halnya dalam Injil Yohanes, Yesus menjanjikan bahwa tempat tinggal yang Dia sediakan berada di dalam hati mereka yang mengasihi Dia dan menaati segala yang diperintahkan-Nya. Di tempat itulah Allah Bapa dan Dia akan tinggal (Yoh 14:23). Tambahan pula, Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan memimpin murid-murid kepada kebenaran sambil memberitakan segala sesuatu yang dipunyai Bapa dan Yesus (Yoh 16:12-15). Hal yang sama ditandaskan Santo Paulus: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.“ (1 Kor 12:13). Kita dapat mengatakan bahwa Yesus hadir secara “fisik” dalam tiga cara:

Pertama, sebagai Allah yang bangkit, Ia hadir untuk seluruh kosmos. Maksudnya,  dalam terang kebangkitan, Gereja awal sangat cepat menerima bahwa Kristus yang bangkit itu adalah juga Tuhan segala ciptaan. Kebangkitan-Nya itu sering kali dipandang sebagai “peristiwa eskatologis”, artinya kebangkitan adalah karya penciptaan yang paling akhir dan menentukan bagi seluruh ciptaan.
 
Kedua, melalui pembaptisan Ia hadir bagi seluruh komunitas Kristen dan bagi setiap anggota yang secara kolektif dan individual membentuk tubuh-Nya. “Sekarang kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggota-anggotanya.” (1 Kor 12:27).
 
Ketiga, dalam Perayaan Ekaristi, Ia hadir secara unik dalam rupa roti dan anggur. Ekaristi itu dapat dibandingkan dengan sebuah pesta ulang tahun. Kita merayakan kehadiran seorang pribadi yang selalu bersama kita, namun yang hidupnya, baik di masa lampau maupun di masa datang, hendak kita nyatakan dan wartakan melalui tindakan dan kata-kata simbolis tertentu. “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1 Kor 11:26).
 
 
Sumber: Buku Tanya Jawab Pengetahuan (minimum) Hidup Menggereja, disusun oleh Johanes K. Handoko, Ketua Panitia Perayaan 30 Tahun Gereja Katolik Trinitas, Paroki Cengkareng, 2008