You are here : Home Artikel Selebriti Bicara Susan Bachtiar: "Tergantung Pribadi Masing-Masing..."

Susan Bachtiar: "Tergantung Pribadi Masing-Masing..."

 
Siapa sangka, Susan Bachtiar, salah seorang selebriti nasional yang jarang tertimpa gosip adalah umat Paroki Cengkareng?  Karir gemilang selama 10 tahun sebagai model ditinggalkannya untuk menjadi presenter acara kuis ilmiah "Galileo Galilei" yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta nasional di tahun 1998.  Kini, duta produk kecantikan keluaran Jepang ini terus menekuni dunia presenter/MC, menjadi pembicara atau moderator dalam seminar-seminar, di samping juga bekerja sebagai seorang guru di salah satu sekolah Katolik di Jakarta.  Apa pendapatnya tentang dunia mode sekarang ini?

"Tren mode sekarang saya kira masih dalam batas sopan. Untuk saya, model-model baju yang ada di pasaran tidak menimbulkan suatu masalah karena masih dalam batas-batas adat timur.  Tetapi, tentunya semua tergantung orang yang memakainya," kata sarjana lulusan Jurusan Bahasa Inggris dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Atmajaya ini.  "Memang banyak mode baru yang ditawarkan seperti jeans dengan potongan pinggul atau tank top tak berlengan atau bertali satu.  Kembali, semuanya berpulang pada pribadi masing-masing, karena cara berpakaian kita bisa dijadikan cerminan dari diri atau pribadi kita."
 

Bagaimana kalau pakaian yang demikian itu dipakai ke gereja?

"Memakai jeans bukan merupakan suatu masalah, asal dikenakan pada situasi yang tepat.  Kalau ke gereja, kita semua tentu sudah tahu maksud dan tujuan kita pergi ke sana.  Ada baiknya, kalau ke gereja, pakailah baju yang sesopan mungkin - tapi bukan berarti yang tertutup sekali.  Satu hal lagi, janganlah memilih bahan yang transparan, karena biarpun modelnya tertutup, tetap saja tidak bagus dipandang orang.  Begitu juga kalau mengenakan baju putih, kita harus pula menyesuaikan warna pakaian dalam kita.  Ke gereja lain dengan ke tempat umum, jadi kita perlu membawa diri dengan cara berpakaian yang pantas."

Kalau ke gereja, boleh merias wajah dan rambut?

"Masing-masing kita punya hak untuk mendandani diri kita sendiri.  Menurut saya, selama PD - percaya diri - kenapa tidak?  Mungkin orang lain berpendapat dandanannya terlalu menor, tapi kalau menurutnya tidak, ya, saya rasa tidak menjadi masalah.  Cuma, sekali lagi, kita harus tahu tempatnya.  Berdandan ke gereja sah-sah saja, tapi, ya, yang wajarlah, kecuali kalau memang tujuan kita adalah mau menjadi pusat perhatian.  Semuanya kembali tergantung pada pribadi masing-masing."

Sambil tertawa, Susan membagi pengalamannya: "Di gereja saya pernah melihat seorang tante gemuk yang memakai baju ketat berwarna menor yang menampilkan juga barisan lemak di tubuhnya.  Kelihatannya si tente seorang yang PD banget dan cuek saja dengan perhatian sekelilingnya.  Saya sendiri sempat berpikir, apa si tante gak ngaca di rumah ya?  Melihat umur, seharusnya si tante tahu diri.  Saya saja yang masih muda tidak punya keberanian untuk pakai baju seperti itu.  Juga sering saya jumpai anak-anak ABG atau remaja yang memakai tank top tak berlengan atau blus putih dengan pakaian dalam berwarna merah atau hitam.  Kadang-kadang saya gemes juga melihatnya dan berpikir, di mana sih sebenarnya kami ini berada sekarang?"

Lalu bagaimana Susan biasanya tampil?  Sebagai seorang selebriti, ia tidak mau terjebak oleh statusnya itu.  "Saya selalu berusaha untuk menjadi diri saya sendiri.  Kebetulan saya suka sekali memakai jeans, maka saya akan melihat acara dan tempatnya.  Saya akan memilih jeans untuk ke gereja atau sekolah, kalau acara di sana adalah acara santai, bukan formal."

(Sumber: Sabitah no 22 tahun 2006)