You are here : Home Artikel Umat Berbagi Family Gathering 2015

Family Gathering 2015

LINGKUNGAN ST. ROSA VIRGINIA (RV) - WILAYAH 8

Cuaca panas, teriknya matahari dan udara yang lembab tak mengurangi semangat para peserta family gathering lingkungan St. Rosa Virginia (RV) pada hari Sabtu-Minggu, 24 - 25 Oktober 2015 lalu. Dengan peserta lingkungan sekitar 90 orang memenuhi penginapan Sawangan Golf Hotel & Resort , Depok. Acara tahun ini mengambil tema “Bersyukur Dalam Kebersamaan” dan dibawakan oleh Pastor Heribertus Ferry Monatolas, CP. Dalam dua sesi acara mau menggali lebih dalam makna dan berbagai pembahasan akan arti bersyukur dan kebersamaan itu sendiri serta mengapa kita sebagai umat Katolik perlu mensyukuri setiap kebersamaan itu baik dalam keluarga, lingkungan maupun dalam hidup bermasyarakat.

Sesi pertama, Romo membuka dengan subtema ‘Mengapa Bersyukur’, apa arti Syukur?, dengan ayat panduan dari 1 Tes 5 : 18, bersyukurlah ketika hidup tak seperti biasanya. Romo menggali kenyataan “Syukur” dalam hidup kita sehari-hari dengan pertanyaan refleksi : Seberapa sering kita bersyukur kepada Tuhan untuk kebaikan yang kita terima?. Romo membawakan dengan berbagai macam cerita dan juga mengulas kehidupan Nabi Ayub yang patut diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari menyangkut rasa syukur. Dalam sesi pertama ini Romo menutupnya dengan mengajak umat untuk Tetap Bersyukur apapun yang terjadi karena salah satu tolok ukur pertumbuhan rohani adalah hidup yang bersyukur dalam segala situasi. Aksi nyata rasa syukur yang positif adalah dengan mau berbagi kepada sesama dan mau mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Setelah sesi, hari pertama ini ditutup dengan malam kebersamaan api unggun untuk mengajak umat semakin merasakan kebersamaan sebagai satu kesatuan umat lingkungan. Diselingi dengan show kelompok peserta yang menampilkan ciri khas nama kelompoknya juga dapat menikmati jagung bakar dan sate BBQ seafood yang disediakan ibu-ibu panitia RV.

Esok hari, hari kedua, setelah doa pagi dan relaksasi, sesi kedua dibawakan Romo dengan menggali lebih dalam arti kebersamaan itu sendiri. Kebersamaan dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah, paroki, dst. Bersatu hati menyatakan syukur. Kebersamaan adalah sesuatu yang perlu dibina dan tidak bisa dipaksakan. Kebahagiaan dalam kebersamaan adalah kebersamaan itu sendiri. Artinya hubungan yang terjalin adalah hubungan baik / kebaikan. Kebersamaan itu selalu indah apabila ada kasih Yesus didalamnya. Dengan mengambil ayat dari Kis. 4 : 32 Romo mau menekankan pentingnya sebuah kebersamaan terutama dalam kehidupan bergereja, karena Roh Kuduslah yang memampukan jemaat dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah. Bila Roh Allah berkarya dalam kehidupan jemaat, maka buah karya Roh Allah akan nampak seperti halnya dalam Gal. 5 : 22 – 23. Kebersamaan + Syukur = Rupa kehadiran Gereja di tengah dunia. Dengan dimulai dari keluarga, kita dapat belajar membangun hubungan yang harmonis seperti teladan kehidupan Keluarga Kudus Nazaret. Akhir sesi Romo memberikan suatu gambar dimana ada ketiga anak yang sedang berlari mengejar layangan dengan pesan “Layangannya memang murah.., kebersamaan ngejar layangannya bareng teman itu yang mahal..”

Dalam gathering ini panitia juga mengadakan berbagai permainan serta ice breaking untuk menggali lebih dalam tema kali ini agar dapat diterapkan sebagai umat lingkungan, salah satunya adalah pada hari pertama umat diajak permainan berhitung dalam berbagai bahasa daerah yang dikuasai beberapa umat sehingga umat dapat mengenal dan membaur dengan berbagai asal suku dan daerah satu sama lain. Dan juga yang lebih seru ada lomba permainan air yang diadakan pada hari kedua antar kelompok. Tiap kelompok diajak untuk semakin mempererat rasa persatuan dan kebersamaan satu sama lain. Umat diajak bersyukur bahwa masih diberi kesempatan mengalami kebersamaan dan berkumpul satu sama lain sesama umat lingkungan yang tentunya karena ada rasa kasih yang mempersatukan (Yesus Sang Kasih. Dialah yang mempersatukan). Sepulang dari kegiatan gathering ini diharapkan antar umat dapat terpicu semangat untuk mau kembali ke komunitas basis dengan proaktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan dalam lingkungan, gereja, maupun untuk kembali menyadari peran serta diri mau membina kebersamaan dan melayani di dalam keluarga dan masyarakat.
Sebelum pulang acara ditutup dengan pembagian hadiah pemenang kelompok dan foto bersama. (Xtine)