You are here : Home Artikel

Bagi Pengalaman Minggu Panggilan, 03 Mei 2009

Mengisi Minggu Panggilan tahun ini, Seksi Panggilan Paroki Trinitas, Cengkareng, mengundang sejumlah Romo, Suster, Bruder, dan Frater untuk membagikan pengalaman mereka sebagai 'yang terpanggil' atau 'yang mendapat panggilan khusus' kepada seluruh umat.  Berikut adalah bagi pengalaman dari Sr. Theresia Ika Damayanti, DD dari Tarekat Donum Dei, Perancis beserta orangtua Beliau, Bapak Markus Husein dan Ibu T.A. Murbawati:

"Nilai yang paling penting dan berharga yang saya rasakan dalam menjalani panggilan ini adalah nilai cinta kasih.  Memang ada pergulatan batin setiap hari, karena komunitas kami adalah komunitas internasional.  Anggotanya berasal dari mancanegara seperti dari Indonesia, Singapura, Filipina, hingga Burkina Faso di Afrika.  Inilah tantangan yang kami hadapi, yaitu bagaimana kami harus dapat hidup bersatu dan berdampingan dengan orang-orang yang berbeda bangsa, kebudayaan, dan bahasa.  Sehari penuh kami dipersatukan untuk berdoa bersama, bekerja bersama.  Tidak mudah untuk dapat menyesuaikan diri setiap waktu, tetapi kunci untuk mengatasi hal ini adalah dengan selalu berpikir bahwa saya berada dalam komunitas ini bukan karena kehendak saya sendiri, melainkan karena kehendak Tuhan.  Dia yang memanggil saya dan tujuan saya adalah melayani Yesus Kristus.  Dengan demikian, saya dapat semakin merasa bisa melihat dengan jelas semua karya Tuhan dalam hidup saya.  Saya pun diberi rahmat olehNya untuk dapat mengerti bahwa kita semua selalu dicintai oleh Tuhan, dan kita harus membalasnya dengan mencintai sesama kita.  Harapan saya bagi Paroki ini: Setiap anggota keluarga perlu selalu merasa penting akan keberadaan keluarganya.  Tidak ada keluarga yang sempurna, ada masa sedih, senang, susah, dan lainnya.  Tetapi keluarga perlu selalu dipersatukan dengan cinta kasih.  Inilah yang akan terus dikenang dan akan memunculkan bibit-bibit panggilan baru. Perlu sejak dini - sejak kecil - ditanamkan betapa pentingnya saling mengasihi itu. Satu hal yang saya ingin tidak terjadi di Paroki ini adalah rasa individualistis umat.  Saat saya baru tiba di Perancis, hal ini sungguh sangat saya rasakan dan membuat saya kaget.  Sedangkan yang paling saya rasakan saat saya berada di Indonesia adalah rasa kebersamaan, ikatan yang kuat dalam keluarga," demikian Sr. Ika berbagi pengalaman.

Add a comment
Readmore

Flu Babi

Dunia tiba-tiba dikejutkan dengan wabah flu babi.  Dari Meksiko, flu ini langsung berjangkit  ke segala penjuru dunia.  Berita terakhir menyebutkan bahwa penderita flu babi telah di temukan hingga di Selandia Baru dan Israel.
 
Apa itu flu babi?  Bagaimana gejalanya?  Berikut kami mencoba menyarikan informasi-informasi yang penting untuk kita ketahui bersama.
 
Flu babi (Swine Influenza Virus) disebabkan oleh virus influenza Orthomyxovirus Endemic yang berjangkit pada babi.  Flu babi ini kemudian berkembang hingga sekarang yang dikenal dengan jenis Influenza Tipe C.
 
Flu babi menjangkiti manusia setiap tahunnya dan biasanya, orang yang mudah terjangkit adalah mereka yang punya kontak langsung dengan babi – walau ada pula ditemukan kasus penularan antar manusia. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat melaporkan bahwa gejala-gejala dan penularan flu babi antar manusia biasanya terjadi saat musim flu, dengan tanda-tanda demam, letih, lesu, lemas, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan, hidung berair, batuk, pusing-pusing, muntah-muntah, iritasi pada mata dan diare.

 

Add a comment
Readmore

Home Sweet Home

Apakah kita menganggap bahwa rumah kita hanyalah tempat untuk berlindung dari panas atau hujan? Ataukah kita menganggap rumah kita adalah surga, tempat kita bisa menjalin kebersamaan dengan keluarga?

Mungkin banyak dari kita yang memang sangat sibuk di kantor, wirausaha atau karena hal-hal lainnya sehingga seringkali waktu kita di rumah dengan keluarga menjadi kurang.

Tetapi pernahkah kita berpikir bahwa menjalin kebersamaan dalam keluarga juga hal yang sangat penting, karena kita bisa menjadi lebih dekat mengenal anak-anak yang mungkin sudah kita tinggal seharian, bisa lebih harmonis dalam membina dan menciptakan suasana rumah tangga?

Uang Sumber Kebahagiaan?

 

Orang bilang, dengan banyak uang kita bisa hidup bahagia. Benarkah demikian?

Hidup Perlu Uang

Mari kita lihat kegiatan kita setiap hari: bangun pagi, mandi, sedikit sarapan, minum teh atau kopi, lalu segera bergegas pergi bekerja. Seharian disibukkan dengan pekerjaan, lalu pulang. Makan malam, bersantai sejenak (atau lembur melanjutkan pekerjaan), lantas pergi tidur. Bangun pagi di keesokan harinya dan kemudian menjalani ritual yang sama.

Setiap hari, kita disibukkan dengan berbagai macam kegiatan, akan tetapi yang paling banyak menyita waktu tentunya adalah pekerjaan kita. Sebagian besar waktu kita dihabiskan untuk bekerja dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Memang tak heran jika kegiatan ini yang paling menyita banyak waktu, karena sadar atau tidak, sebagian besar waktu dalam hidup kita memang dihabiskan untuk bekerja.
 
Mengapa manusia harus bekerja? Selain untuk aktualisasi diri, alasan yang tak kalah penting (bahkan bisa jadi alasan utama) adalah tentu karena kita butuh penghasilan. Kita perlu uang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Kita perlu uang untuk sandang, pangan, dan papan, dan juga untuk kebutuhan lain seperti rekreasi, hobi, dan sebagainya. Di kota besar seperti Jakarta, uang semakin terasa penting. Beragam aktivitas yang kita lakukan sehari-hari di Jakarta sepertinya selalu menuntut kita untuk mengeluarkan uang. Mulai dari membayar parkir, memberi tip pada pelayan restoran, membeli tiket nonton film bioskop, membeli makanan dan pakaian, membayar berbagai tagihan, dsb. Bagi keluarga muda yang sudah memiliki anak, kebutuhan terasa makin banyak karena tentunya harus ada biaya ekstra untuk membeli makanan, pakaian, dan mainan anak, membayar uang sekolah anak, sampai membayar jasa pengasuh anak.

AWAS, FLU SINGAPURA

Setelah wabah Demam Berdarah Dengue, kini Indonesia disibukkan dengan berjangkitnya penyakit Flu Singapura.  Jenis flu barukah ini?  Apa gejala dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Flu Singapura atau lebih dikenal dengan sebutan “Hand, Foot, and Mouth Disease”  (HFMD) atau “Penyakit Ruam Tangan, Kaki, dan Mulut” sebenarnya bukan jenis penyakit yang baru muncul. HFMD sudah muncul jauh sebelum tahun 2009, dan telah pula berjangkit di Indonesia di tahun-tahun sebelum 2009.

HFMD adalah sindrom penyakit manusia yang disebabkan virus usus dari keluarga Picornaviridae.  Jenis virus yang sering menyebabkan HFMD adalah Virus Coxsackie A dan Enterovirus 71 (EV71).

HFMD seringnya menjangkiti bayi dan anak-anak hingga usia 6 tahun.  Penyakit ini cukup menular dan cara penularannya adalah lewat kontak dengan cairan lendir, ludah, maupun kotoran dari orang yang terjangkit penyakit ini.  Biasanya penyakit ini sangat mudah menular di kelas-kelas anak-anak TK maupun kelompok bermain.  HFMD mudah berjangkit di musim panas/kemarau dan musim gugur.  Masa inkubasi dari penyakit ini adalah 3-7 hari.

Orang dewasa diketahui sangat jarang terjangkit HFMD, meski kemungkinan akan hal ini masih tetap ada.  Hal ini dikarenakan kebanyak orang dewasa telah memiliki kekebalan tubuh yang cukup kuat untuk melawan jenis virus penyebab HFMD, tetapi mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah perlu untuk selalu berhati-hati.  HFMD tidak sama dengan penyakit mulut dan kaki yang sering menjangkiti ternak seperti domba, sapi, maupun babi.  Kedua penyakit ini tidak ada hubungannya sama sekali, walau virus yang menyebabkan kedua penyakit ini berasal dari keluarga yang sama.  
 
Gejala-gejala umum pada HFMD adalah:
* Demam tinggi (38 derajat)
* Sakit kepala
* Muntah-muntah
* Cepat lelah
* Sakit tenggorokan
* Sariawan di sekitar mulut dan di dalam rongga mulut
* Ruam/bercak merah yang kemudian disusul dengan timbulnya bintil-bintil kecil berair di telapak tangan dan 
   telapak kaki.
* Pada bayi dan anak-anak kecil, ruam/bercak merah dapat pula tumbuh di sekitar bokong dan bekas popok.
* Hilangnya nafsu makan.
* Diare

Gejala awal berupa demam yang disertai sakit tenggorokan dan pusing-pusing.  Antara 1-2 hari dari timbulnya demam dan sakit tenggorokan, sariawan mulai tumbuh di rongga mulut dan tenggorokan.  Ruam/bercak merah mulai pula terlihat di telapak tangan dan telapak kaki, terkadang ruam/bercak merah timbul juga di bokong yang disebabkan karena diare.  Gejala-gejala umum ini biasanya tidak semua muncul dalam kasus HFMD.

Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus yang diberikan kepada pasien HFMD.  Gejala-gejala seperti demam, sakit tenggorokan, dan sariawan dapat diobati oleh dokter.  HFMD adalah penyakit yang berjalan dalam rantainya sendiri.  Biasanya para dokter tidak akan memberikan obat-obatan, kecuali infeksi yang terjadi dianggap serius.  Infeksi yang terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa biasanya tidak parah dan akan sembuh sekitar 1 minggu.  Obat penurun demam biasanya digunakan, begitu juga dengan mandi air hangat yang dapat membuat turunnya suhu tubuh.

Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet atau mengganti popok. membersihkan seluruh bagian tangan dan kaki terutama bagian kuku yang sering menjadi sarang bagi kuman.

Hanya sedikit kasus HFMD yang memerlukan perawatan serius di rumah sakit.  Biasanya hal ini terjadi karena adanya komplikasi otak (encephalitis, meningitis, akut flaccid paralysis, pulmonary edema/pulmonary hemorrhage).

Catatan Wabah HFMD di Dunia:

1997     Wabah HFMD di Sarawak, Malaysia yang menyebabkan 34 anak meninggal dunia.
1998     Wabah HFMD terjadi di Taiwan, menjangkiti banyak anak.  Tercatat ada 405 komplikasi serius dan
            78 anak meninggal dunia.  Total kasus selama wabah berlangsung adalah 1,5 juta kasus.

2006      7 orang meninggal dunia di Kuching, Sarawak, Malaysia karena HFMD.  Di tahun yang sama, setelah
            wabah Chikungunya di bagian selatan dan barat India, tercatat juga munculnya kasus HFMD di
            India.

2007     Wabah HFMD terjadi di Cina, di daerah Fuyang, Anhui, yang menyebabkan 25.000 infeksi dengan
            42 kematian.  Di tahun yang sama, wabah HFMD juga terjadi di Singapura (lebih dari 2.600 kasus),
            Vietnam (2.300 kasus dengan 11 orang meninggal), Mongolia (1.600 kasus), dan Brunai Darussalam
            (1.053 kasus).

2009    Di bulan April kembali terjadi wabah di Cina, di kota Heze, Provinsi Shandong, dengan 15 kematian. 
           Sampai sejauh ini, telah dilaporkan adanya 5.770 kasus HFMD di Heze.  341 kasus masih
           berlangsung, sedangkan 4.549 kasus dinyatakan sembuh.  Pemerintah Daerah setempat telah
           meminta warga masyarakat untuk segera melaporkan timbulnya penyakit ini, memerintahkan adanya
           penyemprobatan desinfektan di rumah sakit-rumah sakit dan bangunan-bangunan kesehatan
           setempat.  Departemen Kesehatan Cina melaporkan bahwa telah terjadi lebih dari 115.000 kasus
           HFMD dengan 50 orang meninggal.  Kebanyakan penyakit ini terjangkit di daerah pedesaan di 10
           Provinsi termasuk Henan, Shandong, Jiangsu, Guangxi, dan Zhejiang.
 
(diterjemahkan secara bebas dari situs Wikipidia berbahasa Inggris)
Add a comment
Page 83 of 91