Ketika Harus Mengakhiri.....
Roh Moo-Hyun (mantan Presiden Korea Selatan):
I can't imagine the countless agonies down the road. The rest of my life would only be a burden for others. I can't do anything because I'm not healthy. I can't read books, nor can I write. Don't be too sad. Isn't life and death all part of nature? Don't be sorry. Don't blame anybody. It's fate. Please cremate me. And please leave a small tombstone near home. I've long thought about that. (catatan bunuh diri yang ditemukan di computer mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-Hyun – sumber: BBC News).
Akhir-akhir ini, berita meninggalnya beberapa orang ternama dengan jalan bunuh diri, membuat penulis prihatin. Di Korea, bahkan mantan presidennya, Roh Moo-Hyun, memilih jalan ini, karena pada awalnya Roh adalah Presiden yang terkenal bersih, bahkan berjanji untuk memberantas korupsi, malah ketahuan istrinya dan keluarganya menerima suap sebesar $ 6 Mn (6 juta). Dengan perasaan malu dan bersalah yang mendominasi, Roh akhirnya memilih bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya ketika mendaki gunung di belakang rumahnya. Tragis dan ‘shocking’.
Add a comment