You are here : Home Serba Serbi Asal Usul Natal

Asal Usul Natal

Mengapa kita selalu merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember?  Apakah kita yakin bahwa Kristus dilahirkan pada tanggal itu?  Sudah berapa lama Gereja Katolik merayakan pesta Natal pada tanggal tersebut? Data tertua mengenai kelahiran Kristus yang dirayakan pada 25 Desember ada dalam Kronografi Philocalus, seorang ahli penanggalan Romawi yang sumbernya dapat dilacak ke tahun 336 Masehi.  Jadi, sudah sangat tua.

Tanggal kelahiran Kristus yang sesungguhnya, sebagaimana diharapkan orang, tidak dapat diketahui dengan pasti.  Sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustinus dan disebut dalam Lukas 2:1-2 tidak dapat dipastikan tanggalnya.  Sekitar akhir abat ke-2 berbagai kelompok orang Kristiani memiliki gagasan yagn berbeda mengenai tanggal kelahiran Kristus: 6 Januari, 19 atau 20 April, 20 Mei, 18 November.  Pada tahun 243, De Pascha Computus mengklain bahwa Kristus dilahirkan pada 28 Maret.

Ada 2 teori utama yang menjelaskan mengapa kita merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember.  Teori yang lebih umum dikaitkan dengan kenyataan bahwa mengikuti penanggalan Yulianus, orang-orang Romawi kuno memandang puncak musim dingin jatuh pada 25 Desember; pada hari ini matahari berada pada titik paling jauh dari katulistiwa.  Pada hari ini orang-orang Romawi merayakan kelahiran dewa matahari - mula-mula disebut Mithras dan kemudian disebut Sol invictus (matahari yang tak terkalahkan) - yang pada 274 Masehi oleh Kaisar Aurelius ditempatkan pada baris paling atas dalam daftar dewa-dewa Romawi.  Pada waktu yang sama, para Bapa Gereja, baik di Timur maupun di Barat, membandingkan Kristus dengan matahari.  Mereka melihat matahari terbit sebagai suatu simbol dari Kebangkitan, dan Kristus sebagai "Surya Keadilan" (bdk. Mal 3:20; Luk 1:78).  Karena alasan ini, sungguh masuk akal bahwa orang-orang Kristiani awal, sebagai suatu cara menolak agama kafir dan menekankan bahwa Kristus adalah Sang Surya Sejati, mulai merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember.

Teori kedua menyiratkan bahwa tanggal perayan Natal ditentukan dalam kaitan tanggal penyaliban Kristus yang menurut sejumlah teks awal diperkirakan jatuh pada 25 Maret.  Ada keyakinan di kalangan bangsa Ibrani bahwa para bapa bangsa mereka memiliki jumlah tahun hidup yang sempurna dan selaras dengan kesempurnaan Allah, mereka meninggal tepat pada hari kelahiran mereka.  Maka Kristus pun diyakini meninggal pada hari kelahiranNya atau, dalam kasusNya, pada hari Ia mulai dikandung.  Misalnya, Sixtus Yulius Africanus, yang menulis tidak lama sebelum tahun 221 Masehi, berpendapat bahwa Kristus mulai dikandung dan meninggal pada 25 Maret.  Kalau Kristus mulai dikandung pada 25 Maret, yang sekarang kita rayakan sebagai Hari Raya Kabar Sukacita, maka Kristus harus dilahirkan pada 25 Desember.  tetapi teori ini tampaknya tidak memiliki dasar yang kokoh.

Bagaimanapun, ada bukti yang kuat bahwa kelahiran Kristus, atau Natal, sudah dirayakan pada pertengahan kedua abad ke-4 dalam tulisan-tulisan Optatus dari Mileve, Santo Ambrosius, Santo Basilius, Santo Gregorius dari Nazianze, dan Santo Yohanes Krisostomus.  Sebagaimana diketahui dengan baik, Karel Agung dimahkotai sebagai Kaisar untuk Kekaisaran Kristiani Barat pada hari Natal, 25 Desember tahun 800 Masehi.

Jadi ada sejarah yang panjang mengenai Natal yang dirayakan pada tanggal 25 Desember, tetapi alasan-alasan untu itu masih terselubung dalam misteri.

(Sumber: Ketika Iman Membutuhkan Jawaban 1, Rm. John Fladder, Dioma, 2010)