You are here : Home Renungan Mari Merenung Jangan Membiarkan Luka

Jangan Membiarkan Luka

Photobucket

Jangan ada seorangpun yang menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit

Bacaan : Kolose 3:12-16

Salah satu fungsi kulit manusia adalah sebagai pembungkus untuk melindungi alat-alat dalam, mencegah kontak dengan bahan berbahaya dari luar serta menjaga tubuh dari kekeringan. Terjadinya luka pada tubuh yang merobek kulit apabila dibiarkan terbuka akan sangat berbahaya, karena bakteri-bakteri yang bisa menyebabkan infeksi akan masuk.

Luka-luka hati yang dibiarkan menganga dalam jiwa memiliki tingkat bahaya yang sama yang dapat menyebabkan infeksi spiritual dan emosional dalam batin seseorang. Orang yang menyimpan luka hati dan kepahitan di dalam hidupnya sama dengan memberi tempat berpijak yang baik bagi iblis. Makin lama luka hati dan kepahitan itu tinggal di dalam hati, dia akan semakin berakar dan meluas. Akibatnya makin luas daerah yang ditempati iblis. Setiap orang dapat mengalami luka hati, tetapi sebagai orang percaya kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Yesus pernah disakiti, namun Ia tidak membiarkan dirinya sakit hati. Sakit hati tidak salah, tetapi yang dipermasalahkan adalah bagaimana cara menghadapinya. Sakit hati merupakan masalah yang cukup besar, dan jika sakit hati tidak dikendalikan dengan benar maka kepahitan akan timbul. Akhirnya adalah kepahitan, bukan lagi 'sakit hati'. Inilah yang akan dapat menghancurkan hidup.

Yang harus kita lakukan adalah meresponi dengan benar keadaan itu. Hal ini merupakan suatu pilihan. Terlepas dari apa yang menjadi sumbernya. Ibrani 12:15 mengatakan supaya kita membuang jauh segala kepahitan. Jangan memberi kesempatan pada iblis untuk berpijak di hati kita. Iblis adalah penipu dan perusak. Kita tidak dapat  melakukannya sendiri tanpa bantuan dan kekuatan dari Tuhan. Mintalah supaya Tuhan mengampuni ktia dan orang yang membuat kita terluka. Waktu kita melakukan hal ini, kita membebaskan Tuhan untuk bekerja dalam hati kita dan hati orang tersebut. Penyebab sakit hati berkembang menjadi kepahitan adalah karena kegagalan menganggapi pertolongan dari Tuhan pada saat hati kita dilukai. Memaafkan seseorang tidak berarti berpura-pura untuk tidak sakit hati. Itu bukan kekristenan, itu suatu hal yang tak wajar/munafik. Salah satu kunci utama untuk dapat mengampuni orang lain dan secara tuntas bebas dari kepahitan adalah mengerti bahwa Tuhan mengetahui apa dan bagaimana rasanya sakit hati, sakit yang terdalam, tetapi Dia tak pernah memelihara sakit hati itu. Tutuplah luka hati dengan pengampunan.

Pengampunan adalah obat mujarab untuk mengatasi luka-luka hati.