You are here : Home Artikel Keluarga Istri Saya TIDAK BEKERJA!

Istri Saya TIDAK BEKERJA!

Inilah sebuah percakapan antara seorang suami (S) dengan seorang psikolog (P).

 

P:  Apa pekerjaan Bapak?

S:  Saya seorang Akuntan di sebuah bank ternama.

P:  Istri Bapak?

S:  Istri saya tidak bekerja.  Dia hanya seorang Ibu Rumah Tangga.

P:  Siapa yang menyiapkan makan pagi untuk keluarga, Pak?

S:  Istri saya, karena istri saya tidak bekerja.

P:  Jam berapa istri Bapak bangun untuk menyiapkan makan pagi?

S:  Istri saya bangun sekitar pukul 05.00, karena dia membersihkan rumah dulu sebelum menyiapkan makan pagi.

P:  Anak-anak ke sekolah diantar?

S:  Ya, istri saya yang mengantar mereka ke sekolah, karena istri saya tidak bekerja.

P:  Setelah mengantar anak-anak ke sekolah, apa yang istri Bapak lakukan?

S:  Istri saya pergi ke pasar, lalu pulang untuk memasak dan mencuci pakaian. Kan memang dia tidak bekerja.

P:  Saat sore hari, setelah pulang dari kantor, apa yang Bapak lakukan?

S:  Istirahat, karena saya sudah capek dengan segala kerja saya sepanjang hari di kantor.

P:  Lalu, apa yang istri Bapak lakukan?

S:  Istri saya menyiapkan makan malam, membantu anak-anak menyelesaikan pekerjaan sekolah mereka, menyiapkan meja makan, mencuci perabotan setelah makan malam, membersihkan rumah, lalu mengajak anak-anak tidur.

***

Dari percakapan di atas, menurut pendapat Anda, siapakah yang bekerja “lebih banyak”?

Rutinitas harian dari para istri – ibu rumah tangga – berlangsung sejak pagi hingga jauh malam.  Apakah itu bisa dikatakan sebagai: ”TIDAK BEKERJA” ?

Memang benar, menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak memerlukan ijazah, bahkan posisi jabatan yang tinggi, tetapi PERAN seorang ibu rumah tangga sangatlah penting!

Maka hargailah para ibu rumah tangga, karena mereka telah berkorban tak terhitung jumlahnya.  Semoga refleksi kecil di atas dapat menjadi pengingat kita semua untuk lebih mampu dan mau memahami peran dan pekerjaan masing-masing.

Mari bersama kita refleksikan ARTI menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu rumah tangga:

Saat seorang ibu rumah tangga sedang diam, itu berarti ia sedang memikirkan berjuta-juta persoalan atau pekerjaan yang perlu ia selesaikan.

Saat seorang istri memandang suaminya, ia sedang mencari jawab kenapa ia begitu mencintai suaminya meski sang suami sering memandangnya dengan sebelah mata.

Saat seorang istri berkata: “Aku akan menghadapi segalanya bersamamu,” maka ia akan melakukan hal itu dengan sungguh-sungguh, bagaikan sebuah batu karang yang teguh.

Jangan melukai hatinya atau menyalahkan dia atau tidak bersyukur atas keberadaannya dalam hidup Anda dan keluarga Anda!!!

Berterima kasihlah kepada para istri yang bersedia dengan sukacita menjadi ibu rumah tangga.

(dari internet/diterjemahkan secara bebas oleh Romo Rudi Rahkito Jati, OMI)

 

Sumber: Majalah Sabitah, Edisi 62, Maret-April 2014