You are here : Home Artikel Yang Terkini RIP: Romo Antonio Bocchi, OMI

RIP: Romo Antonio Bocchi, OMI

“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” (Roma 14:8)

Pada Pesta Kelahiran Santa Maria, Bunda Allah, Sabtu, 08 September 2012, pkl. 15.30 waktu Italia, Romo Antonio Bocchi, OMI berpulang ke pangkuan Yesus Kristus untuk menikmati hidup kekal. Romo Toni - begitu Almarhum biasa disapa oleh para umatnya – kembali mengalami serangan jantung sesaat sebelum Beliau menjalani operasi jantung pada 17 Agustus 2012 yang lalu.  Sejak saat itu Romo Toni ada dalam keadaan koma hingga akhir hidupnya dalam usia 72 tahun di RS Novara, Italia, di tengah-tengah keluarganya.

Romo Toni adalah salah satu dari 7 Oblat Italia anggota Delegasi Samarinda yang datang ke Indonesia di tahun 1977 untuk berkarya di Kalimantan Timur. 8 tahun pertama karya pelayanannya di Keuskupan Samarinda ini adalah di Malinau, lalu kemudian juga berkarya di Tanjung Selor dan Tarakan.  Bersama Misionaris Oblat Italia lainnya, Romo Toni melayani orang-orang Dayak, mengunjungi mereka melewati sungai-sungai dengan menggunakan perahu khas yang disebut “Ketinting”.  Dengan sukacita dan gagah berani para Misionaris Oblat ini mewartakan karya keselamatan Kristus lebih luas dan lebih luas lagi di Kalimantan Timur.

Wujud pewartaan bukan melulu secara rohani, tetapi juga lewat pengadaan sarana dan prasana pendidikan lewat sekolah-sekolah dan asrama-asrama.  Karya kesehatan juga diadakan untuk masyarakat pedalaman lewat poliklinik dan balai pengobatan.  Romo Toni bersama para Oblat juga mengembangkan sosial ekonomi masyarakat setempat lewat proyek persawahan, peternakan, perkebunan kopi dan kakao, serta koperasi.  Para Oblat ini  juga terus mengusahakan inkulturasi kebudayaan Dayak supaya masyarakat Dayak dapat beribadah dalam lingkup Gereja Katolik dengan baik dan benar.

Sebagai wujud pengembangan devosi kepada Bunda Maria, Romo Toni bersama para Oblat lainnya juga membangun Gua Maria Mentogog dengan tujuan dapat membantu mengembangkan iman umat dan pendampingan generasi muda.  Romo Toni dikenal banyak menyediakan waktunya untuk membangun gereja, kapel, asrama, dan pastoran.  Hingga sebelum berangkat ke Italia dalam rangka cuti, Romo Toni berkarya di Tarakan sebagai Pastor Rekan, mengurus Gua Maria Mentogog dan tinggal di Rumah OMI di Gunung Belah, Tarakan.

Selamat Jalan, Romo Toni.  Terima kasih atas karya pelayanan Romo Toni selama 35 tahun di Indonesia – khususnya di pedalaman Kalimantan Timur.  Dalam diam, Romo Toni telah menyelesaikan banyak karya besar bagi umat setempat demi kemuliaan nama Yesus Kristus.  Beristirahatlah dalam damai, kami akan lanjutkan semangat misi Romo Toni bagi domba-domba kesayanganNya.  (dari press release Sekretariat OMI, Kaliori dan berbagai sumber lainnya.)

Sumber: Website OMI Provinsi Indonesia - www.omi-indonesia.org